Feeds RSS

Selasa, 11 Agustus 2009

PENYAJIAN LISAN

Penyajian lisan atau kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Pendengaran menerima informasi melalui rangkaian nada, tekanan, dan penempatan persendian. Jika komunikasi berlangsung secara tatap muka, ditambah lagi dengan gerak tangan dan air muka (mimik) pembicara. Tujuan utama penyajian lisan ini adalah untuk berkomunikasi tentu tidak terlepas dari bagian mata pelajaran TIK.

Penyajian lisan ada bermacam-macam, diantaranya adalah :

-Pidato
-Khutbah
-Dakwah
-Diskusi
-Rapat
-Seminar
-Kongres
-Konferensi
-Simposium
-Ceramah
-Demo/ Unjuk rasa
-Persentasi
-Debat


Salah satu bentuk penyajian lisan yang akan saya bahas adalah tentang Debat

Debat adalah kegiatan adu argumentasi antara dua pihak atau lebih, baik secara perorangan maupun kelompok, dalam mendiskusikan dan memutuskan masalah dan perbedaan. Secara formal, debat banyak dilakukan dalam institusi legislatif seperti parlemen, terutama di negara-negara yang menggunakan sistem oposisi. Dalam hal ini, debat dilakukan menuruti aturan-aturan yang jelas dan hasil dari debat dapat dihasilkan melalui voting atau keputusan juri.


Contoh lain debat yang diselenggarakan secara formal adalah debat antar kandidat legislatif dan debat antar calon presiden/wakil presiden yang umum dilakukan menjelang pemilihan umum.

Debat kompetitif adalah debat dalam bentuk permainan yang biasa dilakukan di tingkat sekolah dan universitas. Dalam hal ini, debat dilakukan sebagai pertandingan dengan aturan ("format") yang jelas dan ketat antara dua pihak yang masing-masing mendukung dan menentang sebuah pernyataan. Debat disaksikan oleh satu atau beberapa orang juri yang ditunjuk untuk menentukan pemenang dari sebuah debat. Pemenang dari debat kompetitif adalah tim yang berhasil menunjukkan pengetahuan dan kemampuan debat yang lebih baik.



Berbagai gaya debat parlementer

Dalam debat kompetitif, sebuah format mengatur hal-hal antara lain:

  • jumlah tim dalam satu debat

  • jumlah pembicara dalam satu tim

  • giliran berbicara

  • lama waktu yang disediakan untuk masing-masing pembicara

  • tatacara interupsi

  • mosi dan batasan-batasan pendefinisian mosi

  • tugas yang diharapkan dari masing-masing pembicara

  • hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh pembicara

  • jumlah juri dalam satu debat

  • kisaran penilaian

Selain itu, berbagai kompetisi juga memiliki aturan yang berbeda mengenai:

  • penentuan topik debat (mosi) - apakah diberikan jauh hari sebelumnya atau hanya beberapa saat sebelum debat dimulai (impromptu)

  • lama waktu persiapan - untuk debat impromptu, waktu persiapan berkisar antara 15 menit (WUDC) hingga 1 jam (WSDC)

  • perhitungan hasil pertandingan - beberapa debat hanya menggunakan victory point (VP) untuk menentukan peringkat, namun ada juga yang menghitung selisih (margin) nilai yang diraih kedua tim atau jumlah vote juri (mis. untuk panel beranggotakan 3 juri, sebuah tim bisa menang 3-0 atau 2-1)

  • sistem kompetisi - sistem gugur biasanya hanya digunakan dalam babak elimiasi (perdelapan final, perempat final, semifinal dan final); dalam babak penyisihan, sistem yang biasa digunakan adalah power matching

Format debat parlementer sering menggunakan peristilahan yang biasa dipakai di debat parlemen sebenarnya:

  • topik debat disebut mosi (motion)

  • tim Afirmatif (yang setuju terhadap mosi) sering disebut juga Pemerintah (Government), tim Negatif (yang menentang mosi) disebut Oposisi (Opposition)

  • pembicara pertama dipanggil sebagai Perdana Menteri (Prime Minister), dan sebagainya

  • pemimpin/wasit debat (chairperson) dipanggil Speaker of The House

  • penonton/juri dipanggil Members of the House (Sidang Dewan yang Terhormat)

  • interupsi disebut Points of Information (POI)






KOMENTAR SAYA:

menurut saya debat dalam suatu forum yang resmi sangatlah membutuhkan kesopan-santunan.



0 komentar: